Membentuk karakter itu tidak bisa instan. Proses yang tidak instan. Sekarang menanam, beberapa tahun baru akan memanen. Pendidikan itu memang tidak mengenakkan, tapi hasilnya….luar buasa! Menyedapkan Inilah cara SMA Katolik St. Albertus-Dempo Malang “menyemai” karakter siswa. Pada akhir Oktober 2019, mereka bergulat di luar kelas, untuk menggali nilai-nilai kehidupan.
Mereka Buta, Tapi Bisa Melihat ….
Hidup bersama selama empat hari dengan orang berkebutuhan khusus, seperti para tunagrahita, tunadaksa, tunanetra, tunawiacara, juga dengan lansia, dengan para biarawan, dengan para petani,para nelayan, sungguh menjadi pengalaman indah , sumber inspirasi tersendiri, menjadi “bapak dan Ibu guru” sesungguhnya.
Selama empat hari , para siswa, juga para guru SMA Katolik Santo Albertus-DEMPO Malang diwajibkan terjun langsung ke masyarakat, meng”ekor” rutinitas induk semang, membantu anak-anak, memasak, mencangkul, mencari pakan ternak, berjualan tempe di pasar, serta kegiatan lain yang dikemas dengan apik dalam ajang Pekan Rohani “Live In” yang tersebar di berbagai tempat dengan aneka profesi serta aneka kondisi. Sepekan penuh, sebanyak kurang lebih 1.200 siswa tidak berproses di kelas, tetapi di luar. JIka kelas XI berproses pada live ini, sementara kelas X dan XII lebih banyak bermeditasi dalam rupa retret. Itulah aktivitas Oktober 2019.
Para siswa Kelas XI kurang lebih 400 siswa serta 6o guru tersebar di berbagai tempat, ada yang di Biara (tempat pendidikan calon imam Katolik-bila tahun seblumnya mondok/nyantri di Pondok Pesantren Gasek Kabupaten Malang), ada di Bakti Luhur Malang(tempat pendidikan serta perawatan orang berkebutuhan khusus) ada di Panti Jompo (tempat orang yang sudah tua serta “terbuang” dari keluarganya) yang tersebar di Panti Jompo Bokor Bala Keselamatan, Panti Jompo Pangesti Lawang, Panti Jompo Griyo KInasih Siloam, Panti Jompo Griya Asih, Panti Jompo Dau,serta panti lainnya.
Sementara yang “menyatu” dengan para petani, nelayan, pedagang, dan lainnya, tersebar di desa-desa sekitar Gunung Kawi , seperti di Desa Ngrejo , Desa Kluwut, Desa Peniwen, Desa Magersari, dan Desa Ngrejo. (Pak Tik)