Penulis: Yohana Soegiarty Gelu Keraf. Editor : Agatha Regina Pratiwi
Pandemi covid-19 telah membawa banyak perubahan. Orang-orang dirawat dan diisolasi, angka pengangguran meningkat karena banyak yang terkena PHK, tempat-tempat wisata ditutup, dan muncul fobia serta lingkup sosial pun semakin terbatas. Perubahan tersebut tidak saja memberikan dampak terhadap bidang kesehatan, ekonomi, politik, pariwisata, dan sosial, tetapi juga dalam bidang pendidikan. Perubahan di bidang pendidikan tampak dari keputusan pemerintah untuk menutup akses pembelajaran tatap muka secara langsung di universitas dan sekolah di Indonesia. Kemudian, disusul dengan pemberlakuan sistem pembelajaran daring. Hal itu dilakukan agar angka penyebaran virus corona di Indonesia dapat dipersempit.
Pemerintah Pusat melalui Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, menyampaikan kebijakan kepada masyarakat untuk tetap melaksanakan proses belajar mengajar secara daring sejak bulan Maret 2020. Apalagi, melansir dari Kementerian Kesehatan pada hari Selasa, 18 Agustus 2020 diumumkan bahwa total orang yang positif corona sudah mencapai 143. 043 kasus. Angka tersebut sangat memperihatinkan karena terjadi penambahan sebanyak 1.673 kasus baru.
Education is the proses without end, merujuk pada motto tersebut, SMA Katolik St. Albertus Malang menyambut kebijakan pemerintah dengan tanggap. Sejak diberlakukannya pembelajaran daring, Yayasan Sancta Maria dan sekolah pun mengadakan raker guru untuk merancang dan mempersiapkan pembelajaran daring, mulai dari aplikasi yang harus digunakan, sistem penilaian, kendala dan solusi yang harus diantisipasi selama pembelajaran daring tersebut, dan pelatihan bagi guru-guru. Buah dari kerja keras tersebut terwujud dalam bentuk panduan virtual pembelajaran daring bagi orang tua dan peserta didik, skill pengoperasian dan pemanfaatan media berbasis teknologi guru yang semakin matang, dan fasilitas memadai.
Berdasarkan Permendibud No 1 109/2013 tentang pendidikan jarak jauh, SMA Katolik St. Albertus Malang memberlakukan pembelajaran daring dengan model PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dan PTMV (Pembelajaran Tatap Muka Virtual). PJJ adalah pembelajaran daring tanpa tatap muka antara peserta didik dan guru dengan secara online. Sebaliknya, PTMV adalah model pembelajaran tatap muka virtual melalui media online. PTMV dan PJJ tersebut diberikan secara terjadwal agar bisa memfasilitasi semua peserta didik. Adapun, media yang digunakan untuk PJJ, meliputi google classroom, youtube, google form, dan bandicam. Kemudian, media yang digunakan untuk PTMV, yaitu google meeting dan zoom.
Visi SMA Katolik St. Albertus Malang adalah doa, persaudaraan, dan pelayanan. Visi yang diemban sejak berdirinya sekolah ini pada tahun 1936, terus dipertahankan sampai sekarang. Sebagai wujud nyata dari visi itu, SMA Katolik St. Albertus telah memberikan pelayanan yang sama bagi peserta didik agar dapat menghadapi pandemi ini dengan semangat persaudaraan dan harapan. Salah satunya adalah selalu menyediakan sarana komunikasi bagi peserta didik dan orang tua melalui website, khususnya melalui kolom keluhan. Hal itu karena kesadaran bahwa pembelajaran daring tentu tidak bisa berjalan dengan mulus begitu saja, dan perlu adanya sikap terbuka dari sekolah untuk mengatasi berbagai persoalan. Melalui website tersebut, sekolah membuka kesempatan bagi warga sekolahnya untuk memberikan kritik dan saran.
Permasalahan yang menjadi perhatian serius SMA Katolik St. Albertus Malang adalah terbatasnya jaringan dan kuota internet. SMA Katolik St. Albertus Malang memahami betul bahwa peserta didik yang menempuh pendidikan di sekolah ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Akibatnya, tidak semua peserta didik memiliki ketersediaan fasilitas yang sama. Oleh karena itu, SMA Katolik St. Albertus pun memutuskan untuk memberikan bantuan kepada peserta didik. Hal ini selaras dengan pernyataan Kepala Sekolah SMA Katolik St. Albertus, Romo Ignatius Abadi O.Carm, “Menindaklanjuti keluhan dari perserta didik dan orang tua, maka sekolah akan memberikan bantuan berupa kuota internet kepada seluruh peserta didik SMA Katolik St. Albertus Malang selama masa pandemi”.
Kebijakan SMA Katolik St. Albertus Malang ini tentu saja disambut dengan tangan terbuka oleh para peserta didik, guru, dan orang tua. Harapannya, dengan diberlakukannya kebijakan ini, beban orang tua semakin berkurang. Peserta didik pun tetap dapat menerima hak dan memenuhi tanggung jawabnya sebagai pelajar. Demikian juga pada guru, secara maksimal dapat mentransferkan ilmu dan membimbing anak-anak di tengah pandemi corona ini.
Langkah positif yang dilakukan oleh SMA Katolik St. Albertus ini perlu mendapatkan apresiasi. Hal itu karena pandemi ini bukan menjadi penghalang untuk terus berkarya. Seperti yang dicontohkan oleh Santo Albertus dari Trapani bahwa keberhasilan hanya dapat dicapai saat kita bisa menjadi cahaya bagi sesama. Apa pun yang manusia lakukan, lakukanlah untuk kemuliaan Tuhan sebagai wujud syukur, pelayanan, doa, dan kasih persaudaraan.