Upaya SMA Katolik St. Albertus Malang dalam Melaksanakan Pendidikan Karakter Secara Online
Penulis: Yohana Soegiarty Gelu Keraf. Editor: Fransisca Ajeng Handayani
Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia. Itulah ungkapan manis dari Nelson Mandela. Sebuah ungkapan yang tidak sekedar kata-kata puitis saja, tetapi bermakna. Hal itu karena pendidikan tidak saja bertujuan mengembangkan pengetahuan, tetapi juga membentuk kepribadian peserta didik ke arah yang positif.
Pembelajaran daring mengharuskan peserta didik untuk melaksanakan proses belajar melalui teknologi secara online. Dengan pembelajaran daring, ada beberapa dampak, baik positif dan negatif. Proses pembelajaran tidak lagi terbatas pada ruang. Peserta didik juga dapat mengasah kapasitasnya dalam menguasai teknologi dan informasi sebagai bekal pengembangan sumber daya dan menghadapi daya saing. Sebaliknya, muncul potensi-potensi berbahaya dalam akses data yang perlu disaring. Selain itu muncul peluang bagi peserta didik untuk tidak melaksanakan pembelajaran secara disiplin dan bertangung jawab. Sehingga pelaksanaan daring pun ibarat dua mata pisau.
Sebagai lembaga pendidikan yang berperan aktif dalam mengimplementasikan pendidikan karakter, SMA Katolik St. Albertus Malang memahami bahwa perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Upaya tersebut diimplementasikan dalam pertemuan guru pada tanggal 5 Januari 2021 yang bertempat di Aula Atas, SMA Katolik St. Albertus Malang, pada pukul 08.00 hingga 12.00 WIB, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan jaga jarak.
Pada pertemuan tersebut dibahas mengenai koordinasi guru dan karyawan dalam meningkatkan kualitas mengajar, rencana pembelajaran, persiapan Ujian Sekolah (US) dan pendaftaran PT, evaluasi pembelajaran, kegiatan non-akademik, seperti OSIS dan ekstrakurikuler. Pokok pembahasan yang menjadi highllight adalah evaluasi terhadap pembelajaran semester Ganjil 2020/2021. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sikap disiplin dan tanggung jawab peserta didik ketika melaksanakan pembelajaran daring. Kemudian, pelaksanaan kegiatan non-akademik di SMA Katolik St. Albertus Malang.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pertemuan tersebut, guru diharapkan terus meningkatkan kerja sama dan pengembangan kualitas dalam menghadapi berbagai kendala pelaksanaan pembelajaran daring. Guru melakukan kegiatan terkoordinasi melalui setiap tim matapelajaran yang dibimbing dan diawasi oleh Kurikulum dan Kepala Sekolah. Kemudian, rencana berbagai kegiatan dan target dalam pelaksaaan pembelajaran daring yang efisien, tetapi bermanfaat bagi peserta didik.
Selain itu, dibahas pula mengenai penerapan Tatibsi Pembelajaran daring SMA Katolik St. Albertus Malang. Adapun fondasi yang digunakan dalam penyusunan Tatibsi Pembelajaran Daring tersebut berdasarkan prinsip ‘konsekuensi sebagai tindakan penguatan’. Konsekuanesi sebagai tindakan penguatan berbeda dengan hukuman. Hukuman hanya berfokus pada tindakan sanksi. Sebaliknya, tindakan penguatan mengarah kepada pendidikan karakter. Hal itu tampak dalam penjelasan Romo Dionisius Riza Aditya, Waka Kesiswaan tentang isi dan penerapan Tatibsi SMA Katolik St. Albertus Malang yang memuat peraturan, cara pelaksanaan, dan konsekuensi yang humanis.
Konsekuensi humanis yang dimaksud di atas, mempertimbangkan jenis pelanggaran, situasi dan keadaan pembelajaran daring yang berbeda dengan pembelajaran sebelumnya, konsistensi, dan manfaat untuk membangun diri anak dengan melibatkan proses refleksi diri atau self regulated. Self regulated diwujudkan dalam program pembinaan yang melekat dengan lingkup keseharian peserta didik, dimana peserta didik diajak untuk merenungkan risiko dari perbuatannya. Kemudian, penguatan dari pembimbing, guru, maupun orang tua agar mereka bisa mengubah dirinya menjadi lebih baik dengan melaksanakan berbagai kegiatan pembinaan secara daring.
Selain membahas mengenai hal-hal di atas, pada pertemuan tersebut juga dibahas tentang kegiatan non-akademik untuk mengembangkan karakter peserta didik, seperti reorganisasi OSIS dan ekstrakurikuler. Ada hal menarik dalam proses pemilihan OSIS SMA Katolik St. Albertus Malang yang dilaksanakan pada Bulan Januari 2021 tersebut. Menurut Nur Christian, Pembina OSIS SMA Katolik St. Albertus Malang, proses pemilihan dilakukan secara daring dengan menerapkan model parlementer. Peserta didik dibagi ke dalam Tim Formatur beranggotakan dua anak untuk mewakili kelasnya. Pemilihan dilaksanakan dalam dua tahap, yakni penetapan calon ketua OSIS pada tanggal 1-11 Januari dan pemilihan ketua OSIS pada tanggal 2-13 Januari 2021. Kegiatan tersebut pun dilaksanakan melalui zoom dan live youtube OSIS DEMPO.
Bagaimana dengan kegiatan ekstrakurikuler? Ribka Christiany, sebagai Koordinator Ekstrakurikuler mengungkapkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler di SMA Katolik St. Albertus Malang tetap dilaksanakan selama pembelajaran secara daring. Kegiatan yang dilakukan harus menyenangkan tetapi bermanfaat sehingga bisa menjadi wadah bagi peserta didik dalam melampiaskan rasa stres, menempa bakat dan minat, serta mengembangkan karakter positif peserta didik, seperti disiplin, tanggung jawab, jiwa kepemimpinan, percaya diri, dan kerja sama. Lebih lanjut, kegiatan-kegiatan yang dilakukan pun tidak melibatkan interaksi secara langsung sehingga masih aman dilakukan.
Kepala Sekolah SMA Katolik St. Albertus Malang, Romo Ignatius Abadi mendukung penuh kegiatan-kegiatan positif yang direncanakan dan dilaksanakan di SMA Katolik St. Albertus Malang. Beliau berpesan agar setiap guru, karyawan, orang tua dan, peserta didik bisa menjalin kerja sama. Kendala dalam pembelajaran daring jangan menjadi alasan untuk lari dari tanggung jawab, tetapi sebagai sumber motivasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di SMA Katolik St. Albertus Malang.
Dempo@Official1!