DEMPOERS DI BIBLE CAMP: BELAJAR STRATEGI MENGALAHKAN DUNIA
Penulis: Trya Poly
Bible camp merupakan salah satu acara favorit bagi kaum muda Katolik. Pada tanggal 14-15 September 2024 yang lalu tepatnya di hari Sabtu dan Minggu Dempoers beranggotakan tiga orang (Vina X-1/15, Agatha X-2/28, Michael X-3/22 didampingi oleh Bu Trya mengikuti kegiatan Bible Camp yang diselenggarakan oleh komunitas VIVERVIT (Kelompok Kitab Suci Paroki Janti) bekerja sama dengan Keuskupan Malang bertempat di Petungsewu Wildlife Education Center (PWEC), Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Kami berangkat dari sekolah pada pukul 13.00 WIB setelah mengikuti Edu Fair dan diantar oleh Bruder Basuki kemudian tiba sekitar pukul 14.00 WIB di lokasi camp. Kami disambut dengan hangat oleh panitia registrasi dan langsung diarahkan mengikuti sesi dua yakni Kasih, Bersyukur yang dipandu komunitas VIVERVIT.
Pada sesi dua ini, kami diajarkan mengenai kasih dan diajak pula sharing mengenai hal-hal yang disyukuri dalam pengalaman kami masing-masing. Kami belajar pentingnya kasih bagi Tuhan Allah dan bagi sesama sesuai dengan ajaran kitab suci.
Setelah sesi dua ini, kami pun melanjutkan kegiatan olahraga. Kegiatan ini dipandu oleh Tim Silat Merpati Putih.
Dimulai dengan pemanasan seperti biasa dan meregangkan otot serta pikiran yang lelah. Kemudian yang paling menarik adalah kami diminta untuk mencoba mematahkan besi. Namun dari semua yang mencoba, tidak ada yang berhasil. Kegiatan ini sangat menegangkan bagi kami karena besi tersebut nampaknya sangat tebal. Bagaimana mungkin dapat dipatahkan dengan tangan? Namun, tim Merpati Putih berhasil melakukannya. Beliau mengatakan pentingnya fokus dan mengolah pikiran serta mengendalikan kekuatan. Kekuatan yang kita miliki jika tidak digunakan sesuai dengan caranya tidak akan berhasil sebaliknya apabila kita memusatkan pikiran dan mampu mengendalikan kekuatan maka kita pasti bisa mengalahkan segala rintangan yang ada.
Tibalah saatnya malam hari, kami diajak untuk mengikuti sesi 3 yakni mempertanggungjawabkan Iman Katolik. Sesi ini dipimpin oleh Rm. Doso yang berasal dari Kalimantan. Sebagai seorang Katolik apalagi orang muda, kita tidak cukup hanya beriman tetapi kita juga harus mempertanggungjawabkan iman dalam panggilan berkeluarga atau menjadi biawaran/ti. Di sesi ini, kami sangat bersemangat karena bisa melakukan tanya jawab dengan narasumber.
Di akhir sesi, kami diajak untuk merenungkan panggilan hidup sebagai orang muda. Lalu, kami diajak untuk maju ke depan dan sharing panggilan. Michael ingin menjadi Romo, Vina dan Bu Trya ingin menjadi suster serta Agatha ingin menjadi seorang ibu rumah tangga.
Kami diajak untuk merefleksikan serta menguraikan berbagai macam contoh nyata yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya mengenai panggilan hidup. Tidak hanya menjadi biarawan/ti kita juga bisa mempertanggungjawabkan iman dengan berkeluarga. Yang penting kita setia, mengasihi, dan melayani sesama dan mengandalkan Tuhan Yesus dalam setiap apapun yang kita lakukan. Pada bagian ini, rasanya sangat cocok dengan kebutuhan anak-anak Dempo yang masih labil, belum dewasa, ingin mencoba banyak hal, dan ingin mengikuti semua kegiatan di sekolah tetapi melupakan hal yang paling utama yakni pertanggungjawaban iman. Di akhir kegiatan hari pertama ini, ditutup dengan penampilan-penampilan dari panitia dan peserta. Misalnya, dari Frater Karmel bersama Bu Trya menampilkan dan mengajak semua peserta untuk menari Tarian Tor-Tor, lalu Agatha bersama suster menyumbangkan lagu.
Di hari kedua, pada pukul 06.00 WIB kami diajak untuk berjalan-jalan di sekitar lokasi Camping. Selanjutnya kami mengikuti outbond dengan model yang berbeda. Semua outbond mengandung makna Kitab Suci. Kami tidak hanya diajak untuk memenangkan permainan tetapi juga merefleksikan makna dari permainan yang kami ikuti.
Rangkaian kegiatan Bible Camp pun ditutup dengan misa peneguhan. Akhir kata, masa muda menjadi masa yang paling baik bagi kita dalam mencari jati diri dan mencoba banyak hal. Sering kali kita hanya fokus pada prestasi duniawi dan sering kali melupakan iman kita. Dengan mengikuti kegiatan Bible Camp ini, Dempoers diajak untuk mengalahkan dunia yang hanya melihat segala sesuatu dari sudut pandang manusia biasa, menilai untung dan rugi, dan memperjuangkan diri sendiri. Kita seharusnya melihat dunia seperti cara Tuhan mulai dari kasih, kebenaran dan menjadikan Kitab Suci sebagai landasan hidup. Semoga Dempoers juga bisa mengikuti kegiatan seperti ini lagi sehingga tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik melainkan juga menjadi pribadi yang beriman, bersaudara dan mengamalkan kasih bagi semua orang.