Harmoni Cinta dalam Irama Kegelapan
Penulis: Lydia Christi Nikodimus
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, kita seringkali tersesat dalam kegelapan yang mengaburkan makna sejati. Namun, melalui kegiatan Art Festival dengan judul “Harmoni Cinta dalam Irama Kegelapan” yang diadakan Sabtu, 8 Juni 2024, kita diajak untuk merenung dan menemukan cahaya dalam kegelapan, melalui persembahan seni yang megah dan menginspirasi. Art Festival tahun ini berbeda dibandingkan tahun sebelumnya karena dilaksanakan sore hari dan berada di lapangan basket SMA Katolik St. Albertus Malang.
Tujuan penyelenggaraan Art Festival di SMA Katolik St. Albertus Malang yaitu untuk mengembangkan jiwa seni peserta didik, menumbuhkan rasa cinta terhadap seni sehingga akan memberikan inspirasi siswa, untuk melestarikan kesenian Indonesia, dan perlindungan terhadap kekayaan budaya bangsa, sebagai wadah untuk berkreasi menampilkan karya kreatif dan inovatif di bidang seni, mengembangkan ekspresi sesuai dengan norma budi pekerti dan karakter yang berbasis budaya bangsa, meningkatkan kreativitas dan motivasi, dan mengekspresikan diri di bidang seni.
Art Festival menampilkan pertunjukan kolaborasi sendratasik. Art Festival tahun ajaran 2023/2024 mengambil tema dari kisah legendaris Rama Shinta, Darayang (drama wayang). Sebuah kisah yang memperjuangkan kesetiaan dan konsistensi dalam setiap proses kehidupan. Namun, di balik semua kegelapan dan penderitaan yang mereka alami, kisah ini mengajarkan kita tentang kesetiaan, keberanian, dan kebijaksanaan dalam menghadapi ujian hidup. Rama, dengan kesetiaan dan konsistensinya, menjadi teladan bagi kita semua. Dia tidak hanya mengikuti aturan dharma (tugas moral), tetapi juga memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Di dalamnya, terkandung pesan mendalam yang mengajarkan kita untuk tetap setia dan konsisten terhadap setiap perjalanan kehidupan, terutama dalam proses belajar mengajar.
Dalam kegiatan Art Festival, seluruh peserta didik kelas XI akan terlibat dalam berbagai kegiatan. Mereka akan menampilkan karya seni di bidang seni kriya dan rupa serta sendratasik, seperti musik ansambel, karawitan, pameran karya lukis, batik, tampilan fashion, dan pameran kewirausahaan dengan berjualan makanan serta minuman.
Konsep berjualan di Art Festival kali ini bertema street food. Setiap kelas berjualan street food dari berbagai negara seperti Indonesia, Thailand, Korea Selatan, Jepang, dan China yang telah ditentukan saat pembelajaran Prakarya Kewirausahaan (PK) di kelas. Dalam pembelajaran tersebut, mereka belajar merancang dan membuat street food yang akan dijual, melakukan survei pasar, serta menyusun proposal bisnis, kemudian mereka terapkan dalam kegiatan Art Festival.
Melalui Art Festival kita diajak untuk merenung dan memahami bahwa meskipun kehidupan terkadang berada dalam kegelapan, kita dapat menemukan cahaya dan makna di dalamnya. Setia dan konsisten terhadap proses kehidupan adalah kunci untuk melalui masa-masa sulit dan menggapai kebahagiaan yang hakiki. Semoga Art Festival “Harmoni Cinta dalam Irama Kegelapan” ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga meninggalkan jejak yang abadi dalam hati dan pikiran setiap orang yang mengalaminya. Viva Dempo!