Live In 2022
Penulis : Galih Prasetya Widodo
Bagi murid SMA Katolik St. Albertus (Dempo) yang tinggal di kota Malang, datang dari berbagai kota di tanah air dan kebanyakan berasal dari keluarga yang relatif mampu, kehidupan keluarga di masyarakat pedesaan kiranya merupakan suatu hal yang relatif baru dan membawa kepada situasi yang berbeda dengan yang sudah mereka kenal dan biasa hidupi. Hal ini memunculkan harapan bahwa di situ murid SMA Katolik St. Albertus dapat memperoleh kesempatan belajar yang baik untuk mengembangkan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), bahkan kecerdasan dalam menghadapi tantangan/kesulitan (AQ)
Live–in, salah satu program pembentukan karakter, salah satu program unggulan SMA Katolik St.Albertus (Dempo) Malang yang dilaksanakan setiap tahun. Secara sederhana live in dapat dipahami sebagai tinggal atau hidup di dalam suatu tempat atau lingkungan yang baru dan berbeda. Dengan tinggal dan hidup selama waktu tertentu di lingkungan yang baru dan berbeda, murid memperoleh kesempatan untuk mengenal, merasakan dan mengalami hal-hal baru, antara lain kehidupan keluarga, mata pencaharian, tradisi atau kebiasaan dan lingkungan alam di tempat ia tinggal. Hal ini tentu bisa memperkaya pengalaman, memperluas wawasan, mengasah hati serta meningkatkan kepekaan dan solidaritas terhadap sesama.
Untuk mengarahkan murid ke tujuan di atas, Pastoral Care SMA Dempo di bawah komando Rm. Fransiskus Pati Koten, O.Carm dan atas petunjuk Romo Paroki “Maria Tak Bernoda” Kepanjen, Rm. Agustinus Maryanto, O.Carm, dipilihlah Stasi Ngrejo yang ada di Wilayah Paroki Kepanjen, meliputi tiga lokasi di lereng Gunung kawi, yaitu Desa Peniwen, yang ada di wilayah Kecamatan Kromengan, kemudian di Dusun Ngrejo, Desa Kluwut, Kecamatan Wonosari, dan lokasi ketiga yaitu Dusun Magersari, Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin hingga Kamis, 12–15 Desember 2022, diikuti oleh 302 murid dan didampingi oleh 36 orang guru pendamping. Murid-murid mengikuti live-in tersebar di 3 daerah dengan rincian 114 murid di Dusun Ngrejo, 62 murid di Dusun Magersari, dan sisanya sejumlah 126 murid di Desa Peniwen.
“Ut Omnes Unum Sint”, Supaya Mereka Semua Menjadi Satu”. (Yohanes, 17:21)” ! Inilah tema yang diusung oleh murid kelas XI SMA Katolik St. Albertus (Dempo) Malang pada live in tahun 2022. Tema ini menjadi tema besar live-in SMA Dempo Malang. “Bersatulah, menjadi satulah, tinggal bersama keluarga di mana Kalian tinggal (di Ngrejo, Peniwen, Magersari) sebagai keluarga baru. Bersyukurlah Kalian diberi kesempatan lewat kegiatan live in untuk merangkai mata rantai keberagaman bersama keluarga baru. Terimalah realitas nyata keluarga baru Kalian apa adanya. Berlakulah bijaksana mengedepankan kesopanan, kesantunan, dan etika komunikasi yang melibatkan rasa hormat dan hati”, demikian sepenggal kalimat pembekalan yang disampaikan oleh Kepala SMA Katolik St. Albertus (Dempo) Malang Bruder Antonius Sumardi O.Carm sebelum melepas keberangkatan peserta live–in.
Selama 4 hari 3 malam, Dempoers kelas XI meninggalkan dunia keseharian mereka, meninggalkan gawai kesayangan, meninggalkan hiruk pikuk gemerlap kota, mereka harus berproses dan berdinamika bersama keluarga barunya, yang tentunya situasi kehidupan keluarga dan masyarakat sangat berbeda. Ada yang tinggal bersama keluarga petani, peternak, tukang bangunan, buruh tani, pedagang kaki lima, berdagang di pasar, dan berbagai latar belakang keluarga.
Mereka diajak untuk bersatu menjadi satu, mengalami situasi kehidupan keluarga dan masyarakat yang berbeda dan beraneka ragam, melihat dan merasakan situasi baru tidak hanya sejauh mata memandang, tapi bagaimana melihat dengan penglihatan sejati yaitu hati nurani dan tergerak untuk terlibat, peduli, empati terhadap sesama yang dijumpai di manapun situasi keluarganya. Berjualan es lilin membantu orang tua keliling dari kampung ke kampung, harus bersama–sama dengan ibunya memetik sayur untuk makan hari ini, mencari rumput untuk ternak mereka, memandikan hewan ternak, berladang, memasak, membuat kue, bimbingan belajar, membersihkan rumah, harus berlumuran lumpur membajak sawah dengan kerbau, itu sebagian proses kebersamaan siswa dempo untuk melihat, terlibat, merasakan, dan menjadi satu bersama keluarga mereka selama live–in .
Pengalaman 4 hari 3 malam di tanah lereng Gunung Kawi, Magersari, Peniwen, Ngrejo, menyimpan sekian banyak kenangan, semoga mampu meresap lebih dalam di hati, meningkatkan kepekaan dan solidaritas terhadap sesama, menemukan kesadaran dan makna baru tentang sesama, diri sendiri dan Tuhan. Supaya Mereka Semua Menjadi Satu, Amin.
Viva Dempo !!!
Next