TRANSFORMASI PEMBELAJARAN ERA KURIKULUM MERDEKA
Penulis: Trya Poly
Sejak tahun ajaran 2024/2025, SMA Katolik St. Albertus Malang telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Perubahan kurikulum ini didasarkan pada Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024. Perubahan ini tentunya berdampak pada proses belajar mengajar yang terjadi. Hal ini dikarenakan Kurikulum Merdeka sendiri merupakan model pembelajaran yang berfokus pada peserta didik melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi mampu memberikan pembelajaran yang bervariasi kepada peserta didik. Pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk merdeka belajar karena mencakup berbagai aspek seperti minat, kesiapan belajar, profil belajar, dan juga latar belakang budaya. Pembelajaran diferensiasi dapat diartikan sebagai proses belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari materi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka masing-masing. Kebutuhan dan kemampuan peserta didik didapat melalui asesmen yang dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Hasil asesmen ini kemudian diintegrasikan dengan metode pembelajaran yang diferensiasi.
Dalam pembelajaran diferensiasi, seorang guru harus mampu memahami filosofi pendidikan agar peserta didik mampu mencapai merdeka belajar. Filosofi tersebut terdiri dari merencanakan dan membuat perubahan kecil secara konsisten, memetakan kekuatan dalam diri dan potensi peserta didik, memulai dari visi misi pribadi, dan memahami bagaiman menjadi pendidik yang muridnya merdeka belajar. Pembelajaran berdiferensiasi harus dilandasi dengan pemikiran pendidik yang selalu ingin bertumbuh, belajar dan belajar hal baru yang dapat dilakukan dengan cara selalu update dan tidak malas mencari informasi serta mau introspeksi diri atas apa yang telah dilakukan kepada peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiasi tidak cukup jika dilakukan hanya dengan pembelajaran yang menyenangkan saja, namun juga harus bermakna. Pembelajaran yang menyenangkan dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang efektif, namun tidak boleh menjadi satu-satunya fokus. Pembelajaran yang efektif harus berpusat untuk membantu peserta didik mencapai pemahaman yang mendalam dan berkelanjutan (bermakna) melalui berbagai strategi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan individu mereka. Pembelajaran yang bermakna dan berkelanjutan harus kontekstual dan dapat mengkaitkan materi yang diberikan dengan pengalaman yang dialami oleh peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiasi dalam kurikulum Merdeka membentuk peserta didik menjadi generasi yang siap untuk terjun di kehidupan nyata. Sehingga dalam proses pembelajaran, pendidik tidak lagi berfokus pada nilai angka saja namun lebih menekankan pada kompetensi peserta didik. Selama pembelajaran berlangsung, pendidik diharapkan tidak fokus pada materi pembelajaran yang diajarkan saja, namun juga memperhatikan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Terlebih, dalam era modern dan digital ini, pendidik juga diharapkan untuk dapat mengintegrasikan pembelajaran diferensiasi dengan teknologi yang ada.
Pendidik tidak harus selalu mengajar menggunakan teknologi, namun pendidik harus mampu mengimbangi materi yang diajarkan dengan kecanggihan teknologi yang ada. Hal ini agar peserta didik mampu tumbuh sejalan dengan apa yang sedang mereka hadapi saat ini, yaitu era digitalisasi.
Next